Perkahwinan Adalah Satu Ibadah
Di bawah ini adalah fadiul-amal ttg perkahwinan berserta hadis Nabi S.A.W tentang perkahwinan.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w bertanya kepada para sahabat, siapakah orang yang paling taat dan takwa kepada Allah? Maka, satu per satu mereka memberikan jawapan.
Ada yang berkata bahwa orang yang paling taat dan takwa kepada Allah adalah orang yang selalu berpuasa setiap hari. Rasulullah menggelengkan kepala. “Aku adalah Rasul Allah, tetapi aku tidak berpuasa setiap hari”, begitu kata baginda.
Sahabat yang lain memberikan jawapan berbeza. Menurutnya, orang yang paling taat dan takwa kepada Allah adalah orang yang melakukan sholat terus sampai tak sempat tidur. Rasulullah mengelengkan kepala, sambil berkata: Aku adalah Rasul Allah. Aku menjalankan sholat, tapi juga menyempatkan untuk tidur.
Orang yang ke tiga menjawab berbeza lagi, menurutnya, orang yang taat dan takwa kepada Allah itu adalah orang yang tidak kawin, agar ibadahnya kepada Allah tidak terganggu. Tapi lagi-lagi Rasulullah menggelengkan kepala. “Aku Rasul Allah. Aku beribadah, tapi aku juga tetap melakukan perkawinan”
Begitu banyak orang yang berlebihan dalam beribadah. Sehingga ada yang sampai tidak kawin atas nama ibadah. Maka Rasulullah mengkritik secara halus orang-orang yang berlaku demikian.
Ibadah adalah bentuk ketaatan kepada Allah. Upaya untuk mendekatkan diri kepadaNya. Tetapi jangan sampai keliru sehingga terjebak kepada perilaku melampaui batas. Sebagaimana yang Allah tujukan kepada para rahib Nasrani yang tidak melakukan perkawinan dengan alasan ibadah. Padahal perkawinan itu sendiri adalah bentuk ibadah seorang manusia kepada Allah.
QS. Al Maidah (5): 77
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”
Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda, barangsiapa tidak kawin, padahal ia mampu, maka ia bukanlah termasuk umat beliau. Begitulah, perkawinan bukan hanya bersifat lahiriah dan sesaat, serta bertujuan jangka pendek, melainkan lebih jauh dari itu. Untuk memberikan berbagai macam kemudahan dan kebahagiaan kepada kita.
Allah tidak menghendaki kesulitan atas hamba-hambaNya. Justru sebaliknya, Allah menghendaki kemudahan dan kebahagiaan buat kita semua. Dan perkawinan adalah salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan. Ketentraman dan kasih sayang.
QS. Ar Ruum (30): 21
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Kalau kita cermati ayat di atas, kita memperoleh kesimpulan bahwa tujuan perkawinan itu setidak-tidaknya ada 3 hal. Yang pertama, untuk menunjukkan kekuasaan Allah. Ke dua, agar tercipta ketentraman. Dan yang ke tiga, untuk membangun kasih sayang.
Inilah salah satu cara Allah membahagiakan hamba-hambaNya. Lewat perkawinan. Karena itu Rasulullah pernah menyampaikan bahwa rumah tangga beliau itu bagaikan surga bagi beliau. Baiti jannati – rumahku adalah syurgaku.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Sementara kita melihat demikian banyaknya rumahtangga yang menjadi neraka bagi penghuninya. Pertengkaran terjadi setiap hari. Suami jarang pulang. Istri pun membalas menginap di rumah teman. Anak-anak telantar, entah siapa yang menguruskan keperluannya.
Ketika perkawinan tidak dilandasi niat ibadah, biasanya yang muncul adalah keretakan rumah tangga. Muncullah segala masalah.
Ketika kita meniatkan ibadah kepada Allah lewat perkawinan, maka DIA pun menjadikan rumahtangga kita sebagai syurga. Di situlah bakal muncul ketentraman. Disitu pula bakal muncul kasih sayang. Dan di situ bakal tercipta surga dunia. Bagaimana? Kerana Allah sendiri yang bakal menjaga rumah tangga kita dengan kekuasaanNya.
Di ayat lain Allah juga memberikan gambaran bahwa perkawinan bertujuan untuk menghasilkan keturunan yang soleh dan solehah sehingga melengkapi kebahagiaan. Bukan hanya kebahagiaan bersama isteri dan suami tercinta, tetapi bersama anak-anak sang buah hati. Sang buah cinta.
QS. Al Furqaan (25): 74
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Jadi, kunci kebahagiaan rumahtangga sebenarnya berada pada niat kita untuk melakukan pernikahan tersebut. Jika kita hanya berniat untuk bersenang-senang secara biologi, maka kita pun hanya akan memperoleh kesenangan sesaat. Karena yang namanya kesenangan biologi itu hanya sementara dan dangkal sifatnya.
Berkaitan dengan waktu. Boleh jadi, satu-dua tahun kemudian kita sudah merasa bosan. Mulalah melihat kiri-kanan, mencari variasi dan alternatif.
Pada saat itu, bahaya mula mengintai. Betapa banyaknya perkawinan selebriti yang gagl, dan hanya bertahan seumur jagung. Karena mereka hanya berorientasikan kepada hal-hal yang bersifat fizik. Sekadar karena kecantikan dan ketampanan.
Padahal kata orang bijak, Beauty is just skindeep(kecantikan hanyalah setipis kulit). Setelah kulit menjadi kedut dan tidak bermaya lagi. Kecantikan akan hilang bertukar ke pada hodoh, dan perasaan akan mula hilang kasih sayang semakin kurang rumahtangga akan goncang bila pasangan mula mencari yang lain.
Jangan mengorientasikan perkawinan hanya karena alasan biologi. Meskipun kita sedar, bahwa kecantikan dan ketampanan merupakan salah satu alasan seseorang menyukai pasangannya.
Nabi pun sangat senang menjaga penampilannya. Beliau selalu menjaga kebersihannya. Rambut selalu tersisir rapi. Kesihatan mulutnya sangat terjaga. Bajunya selalu bersih. Bahkan suka menggunakan pewangi. Karena beliau sangat menyadari bahwa penampilan yang buruk dan tidak bersih bakal mengganggu orang-orang di sekitarnya. Termasuk pasangannya kita sendiri.
Jangan pula meniatkan sebuah perkawinan hanya karena harta benda dan kekuasaan. Karena seperti kecantikan dan ketampanan, harta kekayaan tidak kekal selam-lamanya, kerana dunia ini hanya pinjaman yang kekal adalah akhirat.
Ramai dikalangan orang ramai pada masa sekarang yang berkahwin semata-mata kerana hendak mengejar harta kekayaan. Sehingga rumahtangga mereka hanya berteraskan harta benda. Namun bila kekayaan hilang perkahwinan tersebut bukan lagi seperti yang dibayangkan sebelum ini. Hidup sentiasa di himpit masalah oleh itu mendesak kearah perceraian. Dalam perceraian itu datang pula bersama perebutan pembahagian harta benda. Sungguh mengaibkan. Bahkan suatu masa dulu kita telah di gemparkan dengan satu berita tentang seorang suami yang telah membunuh bekas isterinya kerana tidak berpuas hati dengan pembahgian harta, malah hakim yang mengadili kes mereka juga turut terbunuh. Perkawinan bukan hanya berorientasi pada kekayaan harta benda. Meskipun kekayaan menjadi salah satu daya tarik seseorang untuk melakukan perkawinan.
Perkawinan juga bukan sekadar berorientasi pada kekuasaan. Meskipun kita melihat tidak sedikit orang-orang yang melakukan perkawinan politik. Namun setelah hilangnya kepentingan politik itu maka yang muncul adalah masalah.
Allah menawarkan jalan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam perkahwinan . Dimana perkawinan akan menjadi syurga jika kita benar-benar mengikut landasan yang di berikan oleh Allah S.W.T iaitu perkahiwnan sebagai satu ibadah. Sebab fitrah manusia memang adalah makhluk ibadah. Siapa yang tidak beribadah bakal gelisah dan bertemu dengan masalah.
Kerana itu, perkahwinan akan mencapai kebahagiaannya ketika dikembalikan ke fitrahnya. Bahawa perkawinan adalah perintahNya. Bahwa perkawinan adalah ladang untuk berbuat amal kebajikan. Dengan cara membahagiakan isteri dan suami. Dan kemudian memperoleh keturunan anak-anak yang soleh dan solehah.
QS. Adz Dzaariyaat (51): 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.
Barangsiapa tidak beribadah dalam setiap aktivitinya, maka ia akan menemui masalah. Termasuk di dalam kehidupan rumahtangganya.
www.panduansuamisteri.blogspot.com